Rabu, 11 April 2012

Pasang Jari-Jari Pelek, Perhatikan Diameter Batang

Diameter lubang tromol. Jari-jari luar lebih besar
Biasanya produsen jari-jari mempermudah pembedaan jari-jari untuk sisi luar atau dalam, melalui letak posisi pentol spoke itu sendiri di dalam kemasan. Beberapa hal kudu diperhatikan ketika ingin memasang jari-jari ke pelek.

Misalnya dengan tujuan mempermanis pacuan atau sekadar membuat daya topang lebih kuat. Sebab, tidak semua batang jari-jari itu memiliki diameter yang sama. Jadi, kalau salah pasang, bakal sulit setel balance pelek nantinya.

“Sebenarnya tidak hanya cuma susah bikin pelek center. Tapi, bisa juga jari-jari sulit masuk ke lubangnya yang ada di teromol. Itu karena umumnya diameter buat jari-jari di bagian dalam dan sisi luar, berbeda ukuran,” ungkap Hanafi, spesialis setel pelek di Jl. Kebon Jeruk III, Kota, Jakarta Barat.

Maksudnya jari-jari sisi luar adalah jari-jari yang pentolan (ujung bagian di teromol) menghadap ke tengah-tengah teromol. Sedang untuk jari-jari sisi dalam, justru sebaliknya. Yang pentolnya menghadap keluar.

Mengambil contoh, pengukuran dilakukan di jari-jari alias spoke aftermarket merek TDR buat Kawasaki Ninja 150R. Buat spoke yang sisi luar memiliki diameter batang di bagian pentolan sekitar 3,45 mm. Lalu, diukur lagi jari-jari yang buat sisi dalam. Diameter yang diusung, 3,40 mm. Itu artinya ada selisih 0,05 mm.

Setidaknya perbedaan ini bisa menjawab apa yang tadi diungkapkan Hanafi. Ya, sulit masuk ke lubang di teromol. Itu karena diameter pentol lebih besar dari sisi spoke bagian dalam. Akibatnya, tak sedikit dari tukang pelek yang punya inisiatif buat memperbesar lubang di teromol.

Memang, secara kasat mata, perbedaan ini sulit dibedakan. Lah wong hitungannya dalam ukuran mikron. Iya, bukan bentuk yang besar. Maka itu, kudu dihitung pakai alat ukur seperti sigmat atau jangka sorong.
Posisi pemasangan ditentukan besarnya diameter jari-jari
Tapi, buat mempermudah membedakan ketika pemasangannya nanti, biasanya produsen jari-jari sudah memberi tanda. Misalnya seperti merek TDR ini. Spoke buat sisi dalam dan luar, dibedakan dari letak pentol yang saling berlawanan.

“Jari-jari yang bagus, biasanya sudah langsung dibedakan di dalam kemasannya,” tutur Hanafi yang sudah 17 tahun menekuni usaha pasang dan setel pelek jari-jari ini. Jadi, ketika dikeluarkan dari kemasan, enggak perlu lagi memilih satu persatu buat dipisahkan.

Oh ya! Ketika membeli spoke, sobat juga kudu paham ukuran yang dibutuhkan. Karena tidak sedikit produk di pasaran yang punya panjang jari-jari berbeda, sesuai peruntukan. Misalnya, untuk roda pacuan sport atau buat di pelek besutan bergenre bebek.

Ambil contoh, ukuran 10 x 159. Ukuran ini, umum dipakai buat roda belakang motor bebek. Angka 10 punya arti panjang ulir drat buat nepel di ujung jari-jari adalah 10 mm. Sementara 159 itu punya maksud kalau panjang keseluruhan batang jari-jari itu adalah 159 mm.

Untung Rugi Pelek Palang dan Jari-Jari di Balap

Pelek palang cocok speed cornering
Jangan kaget pada judul di atas. Itu sebatas perandaian saja kok. Sejatinya, seperti itulah kondisi pacuan balap jika mengaplikasi pelek tipe palang dari bahan aluminium dan pelek jari-jari atawa spoke.

“Paling terasa ketika dipakai di trek permanen. Misalnya; Sentul besar, Sentul Karting, Kenjeran dan Binuang. Pelek palang lebih bagus untuk cornering high speed,” ungkap Muhamad Fadli, racer Kawasaki yang sekarang lebih fokus membesut supersport.

Bahkan menurut Fadli, doi sempet jajal pakai pelek jari-jari. Tapi, hasilnya kurang bagus buat lahap tikungan yang bisa dilumat dengan kecepatan tinggi. “Sejak itu, enggak pernah pakai pelek jari-jari. Palang terus,” bilang Fadli yang tinggal di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Diakui juga oleh Wawan Hermawan dan Denny Triyugo yang di 2012 ini membesut buat tim Astra Motor Racing Team. “Ketika dipakai buat cornering, pelek palang cenderung lebih stabil dan rigid. Enggak ada gejala ban geol meski gas dibuka spontan,” timpal Denny yang asal Probolinggo, Jawa Timur itu.
Pilihan pelek berkualitas terbatas, itu kendalanya
Toh, ada juga kelebihan ketika aplikasi pelek palang. Yaitu lebih mempermudah saat pemasangan. Karena ketika aplikasi pelek palang, tak lagi pakai ban dalam. Akibatnya, waktu lebih efisien. Selain itu, maintenance pelek palang juga lebih mudah. Enggak perlu setel jari-jari agar center. Tapi, tinggal kasih timah di pelek buat balance.

Tetapi, kenyamanan pelek palang bakal berkurang ketika ketemu sirkuit yang kerap diaplikasi MotoPrix. Sirkuit dadakan dan biasanya permukaan aspal tidak sepenuhnya mulus.

"Kalau untuk trek dadakan, cocoknya pakai pelek jari-jari. Karena pelek ini lebih fleksibel. Terutama untuk meredam entakan,” tambah Wawan yang pendapatnya serupa dengan Fadli. Karena di trek dadakan, lebih butuh akselerasi ketimbang speed cornering.

Rasio Gir Kecil Belum Tentu Baik

Gir depan kekecilan, rantai terlalu menekuk dan terlalu sedikit gigi mengait rantai. Gesekan besar dan mengurangi efisiensi bensin
Jangan remehkan penggerak roda, sepasang sproket dan seuntai rantai. Tak cuma rasionya saja yang mempengaruhi performa. Besar atau kecil ukuran sproket atau gir pun berefek besar di kecepatan tinggi.

Teorinya, rantai sebagai penerus gerak sproket depan ke sproket belakang sangat efisien di kecepatan rendah. Sekitar 98 %. Tapi, begitu kecepatan bertambah hingga top speed, efisiensi rantai drop hingga 85%.

"Karena gesekan bearing sambungan rantai dan gesekan antara rantai dan sproket," jelas Sugiono Bedja Saputra alias Bobeng, mekanik kawakan yang mangkal di area Jl. Martadireja 1/789, Purwokerto, Jawa Tengah.

Karena faktor gesekan atau friksi itu, Bobeng mengurai untung-rugi pemakaian gir kecil dan besar. "Pertama, lebih baik pakai gir bermata ganjil dan genap, daripada genap-genap atau ganjil-ganjil. Supaya pemakaian antar mata gir merata," jelas mekanik yang juga berprofesi sebagai dosen itu.

Gir kecil enteng. Tapi, kekecilan pun masalah. Terutama gir depan. Sebab, gigi yang berfungsi mengait rantai amat sedikit. Alhasil kerja gir terlalu berat. Usia jadi pendek. "Dan, saat melintas gir, rantai jadi terlalu menekuk. Alhasil, gesekan antar sambungan rantai besar, boros bensin," urai pria berkacamata itu.

Sebaliknya, gir dengan mata terlalu banyak pun punya kelebihan dan kekurangan. Bobot jelas lebih berat. Tapi, efek gesekan saat rantai menekuk di gir lebih sedikit. "Pergerakan rantai di gir jadi lebih mulus. Kita merasa motor lebih lancar jalannya," jelas Bobeng lagi.

Solusinya? Termudah, bertahan dengan rasio sproket dari pabrikan. Atau, ganti dengan rantai dan gir lebih tipis tapi jumlah matanya sama.