Minggu, 29 April 2012

Teromol Yamaha Jupiter-Z Lawas Ganti Tahun Muda, Rem Lebih Pakem!


   Perbedaan diameter berpengaruh besar
Teromol di Yamaha Jupiter-Z 2008 yang digunakan Yoga Adi buat terjun di MotoPrix, terlihat lebih besar dibanding punya Jupiter Z biasa. “Agar pengereman lebih bagus dan pakem,” buka Widia Kridalaksana, tunner tim Yamaha Yamalube KYT 3M FDR Ridlatama.

Biasanya, teromol berdiameter besar ini diaplikasi di Yamaha Jupiter keluaran tahun 2006 ke atas. Juga, di Yamaha Jupiter MX135 LC. Sedangkan teromol berdimensi kecil digunakan di Yamaha Jupiter keluaran 2006 ke bawah.

"Diameter teromol bagian dalam untuk Yamaha Jupiter 2006 ke bawah, 110 mm. Sedangkan diameter teromol di Jupiter 2006 ke atas memiliki diameter 130 mm,” jelas Slamet Pio, Instruktur Yamaha Engineering School (YES) dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Itu artinya, terjadi perubahan besar diameter sekitar 20 mm. Meski hanya 20 mm, tapi pengaruhnya tentu cukup besar.

Secara teori, bisa dijabarkan kenapa teromol lebih besar pengeremannya akan pakem dibanding diameter kecil. Karena semakin banyak permukaan dalam teromol yang bergesekan langsung dengan kampas rem, akan semakin cepat pula roda berhenti. Sehingga kemampuan teromol akan bekerja lebih maksimal bila menggunakan diameter lebih besar.

Posisi jari-jari harus menopang sempurna
Tak hanya perbedaan diameter antara Jupiter tahun 2006 ke bawah dan Jupiter tahun 2006 ke atas. Di Jupiter 2006 ke bawah, buat imbangi diameter yang kecil, maka pengungkit tuas teromol dibikin lebih panjang. Sehingga gaya dorong yang diberikan pada teromol lebih besar. Sedangkan diameter yang lebih gede, menggunakan pengungkit tuas tromol yang lebih pendek. So, tekanan yang diberikan lebih lembut.

Agar penggunaan teromol berdiameter besar lebih maksimal, bisa menggunakan tuas pengungkit yang lebih panjang. Sehingga permukaan yang bersentuhan bisa lebih banyak dan daya tekan bisa lebih besar, sehingga teromol ini bisa lebih pol.

Buat aplikasi pergantian teromol pun tergolong mudah. Itu karena dudukan laher dan lubang as roda tidak mengalami perubahan. Tetap tentunya, jari-jari harus juga aplikasi menggunakan Jupiter tahun 2006 ke atas ya. Bisa aja sih dipaksakan pakai pakai jari-jari Jupiter tahun 2006 ke bawah. Tapi, efeknya posisi jari-jari terlalu selonjor. Kekuatan menopang ke pelek jadi kurang sempurna. Pelek, akan gampang oleng. Pakai?

Subtitusi Rantai Yamaha Vega, Pakai 420 Kejar Akselerasi


 Tak bisa cuma ganti rantai, karena cekungan gir berbeda
Penggantian ukuran rantai kerap dilakukan buat mereka yang doyan akselerasi. Tak sekadar panjang, tapi juga ukuran lebar alias profil.

“Kalau untuk kejar akselerasi, biasanya pakai rantai yang lebih kecil. Karena lebih ringan untuk berputar,” ungkap Haris Sakti Wibowo, tunner dari MBK2W di Jogjakarta. Seperti yang diterapkan di Yamaha Vega pacuannya di ajang drag bike. Rantai Vega yang punya ukuran 428 diganti pakai yang ukuran 415 dari produk aftermarket. Misalnya; Osaki, Daytona atau SSS.

Ukuran rantai 420 lebih lebih kecin dan ringan. Nap gir juga kudu diganti
Substitusi juga bisa pakai part orisinal Yamaha Vega ZR. Yaitu, 420. Tapi, aplikasinya, kudu lakukan penggantian gir set. "Ya, depan-belakang," tambah pria akrab disapa Mletis ini.

Selain itu, dudukan alias nap gir belakang juga musti diganti. Sedang karet dumper gir, tak usah. Karena masih bisa pakai. Begitu juga di pacuan Honda. Misalnya Honda Supra Fit atau Supra X (100 cc) yang pakai rantai 428 ingin pakai rantai 420 milik Honda Blade atau Supra X 125. Kudu ganti nap gir saja. Gir depan sih, tinggal pasang, tuh.

Gitu juga sebaliknya ya!

Pasang Tuas Rem RX-King di Jupiter-Z, Lebih Panjang Cegah Nyelonong!


 Lebih panjang 3 cm agar berhenti sempurna
Beberapa pengendara Yamaha Jupiter-Z mengeluhkan kalau rem belakangnya masih suka nyelonong walau pedal rem sudah diinjak. Anggapannya, karena kampas rem tipis atau sudah aus.

Tapi, gejala itu kembali terasa meski kampas rem sudah diganti baru. “Kampas remnya baru, tapi motornya tetap nyelonong. Padahal pedal remnya sudah diinjak,” Buka Rudi Hansen, pemilik Yamaha Jupiter-Z tahun 2007 yang tinggal di Ciledug, Tangerang.

Selidik punya selidik, ternyata penyakitnya bukan di kampas rem. Tapi, di paha ayam alias tuas rem dari teromol. Tuas rem ukurannya pendek. Jadi, ketika pedal rem ditekan, perlu tenaga ekstra dan kadang motor tetap ogah berhenti.

Ada solusi buat atasi kendala ini. Yap, agar kinerja rem belakang Jupiter-Z maksimal dan tidak perlu tenaga lebih ketika menekan rem. Yaitu, cukup ganti dengan dengan paha ayam atau tuas rem milik Yamaha RX-King.

Jika diukur, panjang paha ayam milik Jupiter-Z tahun 2007 hanya 9 cm. Sedangkan tuas rem RX-King 12 cm. “Logikanya, kalo paha ayamnya pendek butuh tenaga ketika harus menginjak rem. Dan, itu pun masih tetap nyelonong. Tapi jika paha ayam lebih panjang, pedal rem di tekan sedikit saja motor sudah bisa berhenti,” cerita Rudi.

Di pasaran, part orisinal RX-King dibanderol Rp 15 ribuan. “Kalau yang bukan orisinal, cuma Rp 10 ribu,” tutup Kiki dari Victori Motor di Jl. Arteri Kelapa Dua, No. 6B, Jakarta Barat. Cara penggantiannya pun mudah. Bisa dilakukan sendiri di rumah. Tinggal lepas tuas rem lama dan pasang yang baru!

Kampas Rem Yamaha, Beda Motor Satu Kode


 Kampas rem tebal, pakem juga awet 
Sebelumnya membahas soal perbedaan teromol di Yamaha Jupiter Z 2006 ke atas dengan lansiran awal. Kini, kita ulas kampas rem buat mengimbangi teromol yang sudah berdiameter besar itu. Tentunya, agar pengereman bisa sempurna dan tahan lama.

Sebenarnya Yamaha bikin kampas rem teromol dengan satu part number dan bisa digunakan buat beberapa jenis motor. “Kampas rem teromol yang memiliki part number 5MX-F530K-00 bisa digunakan di produk Yamaha yang memiliki diameter teromol besar. Misalnya, seperti Yamaha Jupiter keluaran 2006 ke atas,” jelas Slamet Pio, Instruktur Yamaha Engineering School (YES) dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Selain Jupiter 2006 ke atas, ada juga pacuan yang pakai kampas rem ini. Diantaranya; Yamaha Scorpio, Mio series, Vega ZR dan semua motor terbaru Yamaha lainnya. “Karakteristik kampas rem ini lebih tebal dibanding kampas lain. Sehingga banyak juga yang subtitusi,” Jelas Pio, sapaan akrabnya.

Scorpio lama, bisa juga menggunakan kampas rem ini. Tapi, ada beberapa penyesuaian agar bisa dipakai sempurna. Penyesuaiannya,  penggantian per teromol buat satukan 2 belah kampas rem teromol. Per, pakai milik Yamaha Nouvo biar sejajar ketika memegang kampas.

Sebelumnya ini, banyak juga yang aplikasi kampas rem belakang milik Yamaha RX-King. Kodenya, 5BP-F530K-00 dengan harga Rp 28 ribu.  Tapi, kampas ini lebih tipis ketimbang kampas rem Mio 5MX-F530K-00 yang dijual Rp 60 ribu.

Akibat dari penggunaan kampas yang tipis, part juga bisa cepat habis dan timbul bunyi. Jadi, sobat mau pilih yang awet tapi sedikit mahal atau yang murah cepat abis dan timbul bunyi?

Ritual Beli Karburator Keihin PE28 Seken, Cek Part Numbernya!

OTOMOTIFNET - Tak hanya jurus ganti sistem pengapian dari standar ke racing, yang dilakukan mekanik motor buat upgrade performa.
“Buat kuda besi yang mesinnya sudah dibore-up, butuh suplai bahan bakar yang lebih banyak. Makanya, dibutuhkan karburator berventuri lebih besar,” urai Joko Sutopo, mekanik bengkel Sinergi Motor di Depok, Jabar.

Salah satu tipe karburator yang banyak diusulkan pemakaianannya oleh mekanik adalah Keihin PE28 (gbr.1). Selain memang gampang didapat, pakai PE28 gampang jeting-nya.
“Pasalnya pilot dan main jetnya gampang didapat dan bila kemahalan beli orisinal, bisa melirik PE28 non orisinalnya,” urai mekanik yang banyak terima order upgrade performa motor balap dan harian ini.

Tertarik? Dengan kondisi banyak yang pakai, maka untuk mendapatkan karburator PE28 tergolong gampang. Bisa beli baru di toko-toko aksesori racing atau seken. “Buat yang rencananya beli seken, jangan asal beli saja. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan,” kata Joko yang memperkirakan harga bekas non orisinal karburator ini di kisaran Rp 350-400 ribu.

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Gbr 5
Pertama-tama pastikan fungsi dan kondisi fisik setelan angin dan gas bekerja dengan benar (gbr.2). Besutan bakalan susah langsam, bila bagian ini bermasalah. Selanjutnya cek lubang venturi (gbr.3), usahakan dapat yang standar dan belum direamer.

Bila sudah kelar cek and ricek bagian luar, selanjutnya tengok bangian dalam. Di sini yang perlu diperhatikan adalah kondisi skep (gbr.4). Bila sudah baret, maka bisa memicu naik turunnya skep enggak lancar.

Selanjutnya bagian rumah pilot dan main jet (gbr.5). Biasanya gonta-ganti part ukuran part tersebut, membuat ulir bautnya jadi dol. “Selain bagian rumah pilot dan main jet, perhatikan juga kondisi jarum pelampung. Bila bagian ini bermasalah maka akibatnya karburator sering banjir,” terang mekanik yang jago bikin noken as racing ini.

Paling bontot yang perlu diperhatikan buat menebus PE28 seken adalah melihat kondisi fisik part numbernya. Pastikan angka-angka part number karburator tersebut tercetak rapi. Bila kode-kode cetakannya sedikit kasar, maka PE28 yang ada di tangan Anda bisa jadi KW2. Bagian ini tentu menentukan harga jual.

Komparasi Karbu Keihin PE 28, Versi KW Sampai Sudco


 Keihin PE 28 Sudco. Mangkuk bisa dibuka kunci 17 untuk penggantian spuyer. Main-jet juga lebih panjang
Karburator Keihin PE 28 laris manis seperti kacang goreng. Dari mulai versi asli yang mahal sampai imitasi alias KW banyak yang menggunakannya. Bahkan yang KW banyak pilihannya.

Versi mahal seperti keluaran Sudco dibanderol Rp 1,4 juta. Sedangkan versi KW atau abal-abal hanya Rp 300 ribu. Bikin penasaran, apakah perbedaan terhadap performa motor cukup jauh? Untuk membuktikan itu, pinjam karbu Keihin Sudco 28 dan PE Thailand dari MC Racing. Satu lagi PE abal-abal dari toko lain. Maklum MC Racing tidak jual yang palsu.

Pengujian menggunakan Dynojet 250i milik Aero Speed di Jl. H. Nawi No. 74, Jakarta Selatan, telp. (021)7201190. Motor yang digunakan Yamaha Mio 150 cc spek matic race dengan klep 29/24 mm. CDI BRT busi Denso Iridium dan bensin Pertamax. Yuk diuji...

PE ABAL-ABAL
Karburator PE 28 KW ini memang mirip dengan versi Thailand. Warna bodi karbu abu tua dan tutupnya abu muda. Namun terlihat kurang halus dalam pengerjaan.

Ciri mencolok dari luar, tutup mangkuk karbu ada lubang untuk lewat slang napas. Spuyer tanpa ukuran dan jarum skep gendut. Skepnya mudah baret.

Dalam pengujian menggunakan pilot 45 dan main-jet 120. Dari rpm bawah memang normal. Namun begitu sampai 10.000 rpm, mesin tidak mau ditarik lagi. Bisa jadi karena suplai bensin kurang lantaran jarum yang terlalu gendut. Semburan bensinnya kurang.

Grafik power serta torsi juga berada paling bawah. Artinya akselerasi di bawah PE Thailand dan Sudco.

PE THAILAND
Keihin PE 28 versi Thailand cirinya bodi karbu abu tua dan tutup skep abu muda. Jarum skep sedikit lebih kurus dibanding PE aba-abal. Di pasaran kini langka. Dulunya dijual Rp 500 ribu, kini bisa 850 ribu.

Ukuran pilot-jet, bawaan karbu 42. Sedangkan main-jet 152. Untuk pengujian, sesuai kemauan mesin berdasarkan uji AFR (Air Fuel Ratio) di dinotes, pilot-jet dipasang 45 dan main-jet 120.

Dari grafik power dan torsi terlihat garis merah. Dari putaran bawah sampai 9.000 rpm garisnya berada di tengah atau di atas karbu palsu.

Akselerasi lebih mantap dibanding karbu KW. Dipastikan akan meninggalkan jauh versi KW. Apalagi versi KW di atasnya tidak bisa jalan.

 Grafik hasil pengujian. Garis biru PE KW, merah PE Thailand dan hijau PE Sudco
PE SUDCO
Keihin PE 28 Sudco bisa dikatakan racing banget dari tipe PE lainnya. “Dari brosur yang tertera di kardusnya tertulis off road use only,” jelas Miekeel, bos MC Racing di Jl. Kebon Jeruk IX, Kota, Jakarta Barat. Telepon (021) 62202361.

Cirinya berbeda dari Keihin Thailand atau KW. Di bodi karbu tertera tulisan Keihin yang besar. Tuas cuke menggunakan sistem tarik. Jarum skepnya paling kurus jika dibanding yang lain.

Di mangkuk karbu juga terdapat lubang untuk lewatnya slang napas. Perbedaan lain bodi karbu yang lebih terang dan tutupnya abu tua. Tuas untuk setelan langsam hitam dan lebih kecil.

Perbedaan mencolok di spuyer. Main-jet lebih panjang dibanding PE Thailand atau PE abal-abal. Sedangkan pilot-jet sama saja. Untuk penggantian spuyer tidak perlu bongkar mangkuk karbu. Cukup lepas tutup mangkuk pakai kunci 17.

Untuk keperluan pengujian, sesuai permintaan mesin, pilot-jet dipasangi 45 dan main-jet 120. Dari hasil running di dinotes, terlihat grafik warna hijau. Grafiknya paling atas.

Menandakan paling bagus dibanding yang lain. Dari putaran bawah sampai rpm 10.000 paling bagus. Mantap untuk akselerasi. Sesuai spek yang terlihat di brosur. Karakternya sesuai motor off road yang mementingkan power dan torsi di putaran bawah.