Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc.
Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby
Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM)
ini kerap menang.
Bahkan dulu dikabarkan Suzuki Shogun 110
garapan Bontot tidak ada lawan dibilang pakai jampi-jampi. Dan
sekarang, begitu Jupiter-Z ini langganan menang pun dibilang lantaran
Dani Tilil pakai rompi dari ‘mbah dukun’. Edan kan?
Oh
iya, kapasitas silinder melonjak jadi 230cc itu didapat dengan menaikkan
stroke. Agar didapat stroke yang ekstrem, harus menggunakan setang
piston mesin 2-tak. Alasannya karena conecting rod 2-tak punya big end
kecil.
Sehingga dengan kecilnya big end, pin kruk as bisa
digeser jauh posisinya. Untuk itu menggunakan setang piston RX-Z. Posisi
pin geser 6mm, otomatis kenaikan stroke jadi 12mm.
Selain
naik stroke, untuk meningkatkan kapasitas silinder ditempuh dengan cara
bore up. Untuk bore atau diameter piston besar, pasang piston Honda
Tiger 2000 oversize 300 dengan diameter 66,5mm.
Dengan begitu, kapasitas silinder bisa dihitung. Stroke standar 54mm
naik 12mm, jadinya stroke total 66mm. Menguntungkan karena kondisi bore x
stroke berakibat hampir square. Yaitu 66,5 x 66mm. Akhirnya kapasitas
silinder jadi 229cc, kalau digenapkan, ya jadi 230cc.
Selain
itu ditunjang karakter kem yang dipercaya lebih tangguh mulai dari rpm
bawah hingga jarak 500 meter atau pada saat gigi top- speed. Makanya
tidak ada jeda ataupun hilang tenaga ketika proses pindah gigi.
Bentuknya mengarah ke bentuk profil bubungan yang lebih kurus juga
tinggi.
“Lalu beda profil kem jarak 500 dengan 800 meter
adalah di tinggi kem standar sama-sama dibikin naik 2mm alias tambah
daging. Cuma untuk lebar pinggang, buat jarak 500 meter dibikin agak
kurus dari standar. Kalau awalnya 26/21mm, kini dibikin jadi 28/17,5mm
diukur pakai sigmat,” lanjut Robby.
"Jujur ini tantangan
berat buat saya, karena baru pertama bikin mesin untuk trek pendek.
Namun terbukti ubahan mesin untuk jarak 500 meter lebih sulit dibanding
buat trek 800 meter ke atas, terutama soal setingannya. Saya pun sampai
pusing untuk mendapatkan hasil maksimal lantaran fokus pada ubahan
profil kem ini,” imbuh Bontot.
Untuk suplai gas bakar menggunakan karbu Suzuki Shogun Axelo 125
reamer 26mm dengan setingan spuyer 25/112,5. Maksimal diledakkan api
busi yang diatur CDI standar Yamaha Crypton di ruang bakar yang pasang
rasio kompresi 13,7 : 1.
“Tenaga sebesar itu, kini mesin
dipercaya mampu memutar roda belakang yang tetap pasang rasio standar
dengan final gir setingan 17/25. Itu khusus setingan buat jarak trek
pendek atau 500 meter, lho,” ingat Robby.
Hasilnya seng
ada lawan dan katanya memang terbukti. Sebab di pertengahan bulan puasa
lalu, motor Jupiter-Z mengkalahkan rival terberat yang cukup disegani di
seputaran Jakarta. Menurut Robby, saat itu motornya berjarak setengah
tiang lebih di depan motor rivalnya yang bermerek sejenis.
Sayangnya
setelah jadi jawara, tunggangan ini vakum dari dunia gemerlap eh, dunia
malam lantaran tidak ada lagi lawan berat. "Katanya sih waktu itu ada
yang mau ngebal atau main ulang setelah Lebaran.
Tapi,
sampai sekarang kabar yang ditungggu tidak sampai terdengar. Makanya
sekarang lagi ngangur nih motor,” papar mekanik bermarkas di Jl. Amal
No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Kini biar Jupiter-Z
dapat lawan kembali, dia mengaku pasrah jika ditanya aturan yang
kabarnya merepotkan dirinya jika diajak taruhan. Tambah lagi sekarang
ini tunggangan dan joki sama-sama digosipkan pakai dukun segala.
"Biar
sama-sama enak, bisa kok pilih atau atur waktu kapan bisanya. Biar fair
dan tidak lagi dianggap tidak pakai jampi, rompinya bisa dilepas,"
serius Robby tanpa bermaksud sesumbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar